Bila dia semakin menghampiri,
Hati mula berasa tidak tenang,
Takut mula menyelubungi jiwa,
Hapus semua kegembiraan di mata,
Dan sedih kini menjadi teman setia.
Bila dia semakin menghampiri,
Jiwa kacau serta-merta,
Mula terfikir akan segalanya,
Bagaimana nanti dengan ibu dan ayah?
Adik-adikku?
Mereka masih mentah...
Masih hijau untuk kehilanganku,
Dan persoalan yang paling menggusarkan hati,
Cukupkah ilmu yang ada sebelum aku ikut si dia?
Takut...
Tidak pernah aku takut sebegini,
Sehingga aku dapat merasa tubuh ini menggigil kerananya,
Bayangan tentang salahku menerpa di minda,
Astagfirullahhalazim...
Banyaknya tidak dapat ku kira,
Hingga tidak sanggup aku mengingatinya lagi
Ampuni aku Ya Allah.
Bila dia semakin menghampiri,
Malam itu esakkanku kedengaran,
Menangisi nasib diri,
Kesal akan keseronokkan dunia,
Yang membuat aku alpa selamanya,
Hingga muncul malam ini,
Baruku tersedar dari tidur yang panjang,
Tapi sayang...
Semuanya sudah terlambat,
Aku semakin lemah di situ,
Mereka pula masih setia bersamaku,
Kalimah syahadah di bisikkan syahdu,
Sayunya perasaan menyesakkan dada.
Subuh itu azan mula berkumandang,
Mataku terbuka perlahan,
Segeraku bangkit dari pembaringan,
Laillahhaillallah...
Aku bermimpi,
Mimpi yang membawa pengajaran.
Aku insaf...
Aku insaf akan segala dosa-dosaku,
Lalu pantas ku bangun menuju ke kamar mandi untuk berwuduk,
Ketika air menyapa muka,
Satu ketenangan mula terpancar,
Sudah lama aku tidak menghadapNya,
Lalu mimpi tadi aku tinggalkan,
Tujuanku kini hanya satu,
Ingin mengadu cerita bersamaNya,
Namun...
Usai sudah menangis hiba,
Tiba-tiba jantungku berdegup kencang,
Pandanganku menjadi kelam,
Dan
Kelam selama-lamanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan